KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segala berkat dan rahmatNya, sehingga penulis mempunyai kesempatan belajar
diperguruan tinggi dan dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Strategi
Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Meningkatkan Produktivitas Karyawan”
Dalam penulisan makalah ini, banyak kesulitan dan hambatan
yang ditemui penulis, namun berkat dukungan dan bantuan dari banyak pihak
akhirnya semua kesulitan dapat teratasi dengan baik.
Akhir kata penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran-saran yang membangun, mengingat makalah ini masih jauh dari sempurna, dan
kiranya makalah ini dapat berguna bagi yang memerlukannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi Sumber Daya Manusia merupakan faktor
yang paling penting, maka dapat kita lihat kenyataannya, ada organisasi atau
perusahaan yang memiliki Teknologi, Prosedur kerja dan Struktur organisasi yang
sama, tetapi dinamika atau mobilitas organisasi atau perusahaan yang satu
dengan yang lain berbeda- beda.
Adanya mobilitas atau dinamika yang rendah tersebut tentunya
sangat tidak diharapkan oleh siapapun, apalagi diera globalisasi dimana terjadi
persaingan yang sangat ketat, maka organisasi yang berkinerja rendah akan
digilas oleh kompetitor atau pesaing. Bila organisasi yang tergilas oleh
kompetitor tersebut, tetap juga tidak melakukan perubahan, maka tidak mustahil
organisasi tersebut berada pada kondisi yang kritis, bahkan lebih mendekati
kehancuran.
Secara makro bebrapa negara di dunia ini banyak yang
berhasil menjadi negara industri dan negara maju, kemajuan yang luar biasa
tersebut bukan karena mereka memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi
mereka unggul dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM).
Keberadaan sumber daya alam yang melimpah namun produktivitas
manusianya rendah, maka ketersediaan sumber daya alam yang banyak tersebut
tidak akan mampu memberikan kontribusinya yang maksimal untuk manusia.
Sebaliknya jika produktivitas tinggi, walaupun sumber daya alam kurang
mendukung, namun mampu membawa organisasi atau sebuah negara menjadi negara
yang makmur.
Namun demikian perlu juga diperhatikan bahwa jumlah sumber
daya manusia yang banyak juga belum dapat digunakan sebagai pegangan bahwa
sebuah negara atau organisasi akan maju, jika SDM yang ada tersebut kualitasnya
rendah atau tidak produktif, bahkan disebuah negara yang jumlah manusia banyak
namun tidak produktif justru dapat menjadi benalu untuk memberatkan negara.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi
Chandler, seperti dikutip oleh Michael
Armstrong, mengatakan :
Strategi adalah
penetapan tujuan jangka panjang dan sasaran perusahaan, serta penerapan
serangkaian tindakan dan alokasi daya yang penting untuk melaksanakan sasaran.
Kay, sebagaimana dikutip oleh Michael Armstrong, menyatakan : Strategi bisnis
memperhatikan dengan sunguh-sunguh kesesuaian kapabilitas internal perusahaan
dan lingkungan eksternal
B.
Pengertian Manajemen Sumber Daya
Manusia
Manajemen Sumber Daya
Manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas
jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Manajemen sumber daya
manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan
sumber daya yang ada pada individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan
tersebut dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja untuk mencapai
tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai
Dalam usaha
pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang hadapi manajemen bukan hanya
terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan
lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (SDM) yang mengelola faktor-faktor
produksi lainnya tersebut. Namun , perlu diingat bahwa sumber daya manusia
sendiri sebagai faktor produksi, seperti halnya faktor produksi lainnya,
merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran
(output). Karyawan baru yang belum mempunyai keterampilan dan keahlian dilatih,
sehingga menjadi karyawan yang terampil dan ahli. Apabila di dilatih lebih
lanjut serta diberikan pengalaman dan motivasi, dia akan menjadi karyawan yang
matang. Pengelolaan sumber daya manusia inilah yang disebut SDM.
Mengingat pentingnya
peran SDM dalam perusahaan agar tetap ”survive” dalam iklim persaingan bebas
tanpa batas, maka peran Manajemen SDM tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab
para pegawai dan karyawan, akan tetapi menjadi tanggung jawab pemimpin
perusahaan. Pengelolaan manajemen SDM tentu saja harus dilaksanakan oleh
pemimpin yang profesional. Seorang manajer SDM dalam kapasitasnya sebagai staf
harus bekerja sama dengan line manager dalam menangani berbagai masalah SDM.
Para line manager berfungsi sebagai pendorong, memotivasi karyawan untuk
bekerja produktiv dan manajer SDM berfungsi menyediakan tenaga kerja bagi
divisi atau dipartemen yang dipimpin oleh line manager itu dengan SDM yang
sesuai dengan kebutuhan divisi/departemen tersebut.
Bila pengelolaan SDM
dapat dilaksanakan secara professional, diharapkan SDM dapat bekerja secaraa
produktif. Pengelolaan SDM secara professional ini harus dimulai sejak
perekrutan, seleksi, pengklasifikasian, penempatan sesuai dengan kemampuan, penataran/pelatihan
dan pengembangan kariernya.
1.
Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Dengan memahami
fungsi manajemen. Maka akan memudahkan pula untuk memahami fungsi SDM yang
selanjutnya akan memudahkan kita dalam mengindentifikasikan tujuan manajemen SDM.
Tujuan yang hendak diklarifikasikan adalah manfaat apa yang akan kita peroleh
dengan penerapan manajemen SDM dalan suatu perusahaan. Tujuan manajemen SDM
ialah meningkatkan kontribusi produktif orang-orang yang ada dalam perusahaan
melalui sejumlah cara-cara yang bertangung jawab secara strategi, etis dan
sosial. Manajemen SDM mendorong para manager dan tiap karyawan untuk
melaksanakan strategi-strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk
mendukung para pimpinan yang mengeoprasikan departemen-departemen atau
unit-unit organisasi dalam perusahaan sehingga manajemen SDM harus memiliki
sasaran.
a. Sasaran Manajemen SDM
Kalangan manajer dan departemen SDM
berusaha untuk mencapi tujuan mereka dengan memenuhi sasaran-sasarannya.
Sasaran merupakan titik puncak dan tindakan-tindakan apa yang dievaluasi.
Terkdang sasaran dipikirkan secara seksama dan diekpresikan dalam bentuk tulisan.
Sering sasaran tidak dinyatakan secara formal. Sasaran manajemen SDM, yaitu :
1) Sasaran Perusahaan
2) Sasaran Fungsional
3) Sasaran Sosial
2) Sasaran Fungsional
3) Sasaran Sosial
4) Sasraran Pribadi Karyawan
b. Aktivitas Manajemen SDM
Untuk mencapai tujuan dan sasarannya,
departemen SDM membantu para pimpinan memperoleh, mengembangkan, memanfaatkan,
mengevaluasi, dan mempertahankan, jumlah dan jenis hak karyawan
1) Kunci Aktivitas SDM
Aktivitas SDM merupakan
tindakan-tindakan yang diambil untuk memberikan dan mempertahankan gugus kerja
yang memadai bagi perusahaan .
2) Tanggung jawab atas aktivitas manajemen
SDM berada di pundak masing-masing manajer.
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan
akhir yang ingin dicapai manajemen SDM pada dasarnya adalah :
•
Peningkatan
efisiensi
•
Peningkatan
efektifitas
•
Peningkatan
produktivitas
•
Rendahnya
tingkat perpindahan pegawai
•
Rendahnya
tingkat absensi
•
Tinggingnya
kupuasan kerja pegawai
•
Tingginya
kualitas pelayanan
•
Rendahnya
komplain dari pelanggan
•
Meningkatnya
bisnis perusahaan
Untuk mencapai tujuan akhir tersebut
secara bertahap perlu dicapai tujuan-tujuan perantara yaitu diperolehnya :
a) SDM yang memenuhi syarat dan dapat
menyesuaikan dengan perusahaan melalui :
• Perencanaan SDM
• Rekrutmen
• Seleksi
• Induksi
• Rekrutmen
• Seleksi
• Induksi
b) SDM yang memenuhi syarat dengan
keterampilan, keahlian dan pengetauan yang sesuai dengan perkembangan melalui :
• Pelatihan dan pengembangan
• Pengembangan karier
c) SDM yang memenuhi syarat bekerja sebaik
mungkin melaui :
• Motivasi
• Penilaian karya
• Pemberian ”hadiah” dan ”hukuman”
d) SDM yang memenuhi syarat yang berdikasi
terhadap perusahaan yang luas terhadap pekerjaan melalui:
• Kesejahteraan(kompensasi )
• Lingkungan kerja yang sehat dan aman
• Hubungan insutrial yang baik.
2.
Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM
merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada SDM. Adapun
fungsi-fungsi manajemen SDM seperti halnya fungsi manajemen umum, yaitu :
a. Fungsi Manjerial
• Perencanaan (planning)
• Pengorganisasian (organizing)
• Pengarahan (directing)
• Pengendalian (controlling)
b. Fungsi Operasional
• Pengadaan tenaga kerja (SDM)
• Pengembangan
• Kompensasi
• Pengintegrasian
• Pemeliharaan
• Kompensasi
• Pengintegrasian
• Pemeliharaan
• Pemutusan hubungan kerja
Fungsi-fungsi
manajemen SDM mungkin akan dijumpai ada beberapa perbedaan dalam berbagai
literatur, hal ini sebagai akibat sudut pandang, akan tetapi dasar pemikirannya
relatif sama. Aspek lain dari Manajemen SDM adalah peranannya dalam pencapain
tujuan perusahaan secara terpadu. Manajemen SDM tidak hanya memperhatikan
kebutuhan karyawan dan pemilik tuntutan masyarakat luas. Peranan SDM adalah
mempertemukan atau memadukan ketiga kepentingan tersebut yaitu perusahan,
karyawan dan masyarakat luas, menuju tercapainya efektivitas, efesiensi, produktivitas
dan kinerja perusahaan.
Pelaksanaan berbagai
fungsi Manajemen SDM sebenarnya bukan hanya dapat menciptakan SDM yang
produktif mendukung tujuan perusahaan, akan tetapi menciptakan suatu kondisi
yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan potensi dan motivasi SDM dalam
berkarya.
C.
Pengertian Produktivitas
Secara sederhana
produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antar output (keluaran)
dengan input (masukan). Menurut J. Raviyanto, dkk (1988) yang mengutip Lembaga
Produktivitas Norwegia bahwa produktivitas adalah hubungan di antara jumlah
produk yang diproduksi dan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk
memperoduksi produk tersebut. Atau dengan rumusan yang lebih umum yaitu rasio
antara kepuasan kebutuhan dengan pengorbanan yang diberikan. Sedangkan menurut
Rome Conference Productivity Agency Tahun 1958 menyebutkan bahwa :
a. Produktivtas adalah derajat efesiensi
dan efektivitas dari penggunaan elemen produksi.
b. Diatas semua, produktivitas merupakan
sikap mental, sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang
telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik
dari hari ini dari pada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari pada hari
ini. Selanjutnya produktivitas adalah sikap mementingkan usaha yang terus
menerus untuk menyesuaiakan efektivitas ekonomi terhadap kondisi yang berubah.
Sikap mental untuk menerapkan teori-teori serta metode-metode baru dan
kepercayaan yang teguh akan kemajuan manusia.
Disamping adanya
pengertian produktivitas di atas, dari dalam negeri juga telah merumuskan
pengertian produktivitas tersebut, seperti yang dirumuskan oleh Dewan
Produktivitas republik Indonesian Tahun 1983 yaitu :
a. Produktivitasmengandung pengertian
sikap yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
b. Secara umum produktivitas mengandung
pengertian perbadingan antara hasil yang dapat dicapai dengan keseluruhan
sumber daya yang digunakan.
c. Peningkatan produktivitas dapat dilihat
dalam tiga bentuk :
•
Jumlah
produksi meningkat dengan menggunakan sumber daya yang sama.
•
Jumlah
produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang
lebih sedikit.
•
Jumlah
produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang
relatif lebih kecil
d. Sumber Daya Manusia (SDM) memegang
peranan utama dalam proses peningkatakan produktivitas, karena alat produksi
dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia.
e. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri
maupun faktor-faktor lainnya seperti :
• Pendidikan
• Keterampilan
• Disiplin
• Keterampilan
• Disiplin
• Sikap dan etika kerja
• Motivasi
• Teknologi
• Gizi dan kesehatan
• Tingkat penghasilan
• Jaminan sosial
• Lingkungan dan iklim kerja
• Hubungan Industrial Pancasila
• Sarana produksi
f.
Peningkatan
produktivitas tenaga kerja merupakan pembaharuan pandangan hidup dan kultural
dengan sikap mental memuliakan kerja serta perluasan upaya meningkatkan mutu
kehidupan masyarakat
1.
Fator Yang Mempengaruhi Produktivitas
Menurut J. Raviyanto
Putra dan kawan-kawan (1988), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok yaitu :
a.
Faktor
yang mempengaruhi produktivitas dari perekonomian atau industri-industri secara
keseluruhan.
b.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi produktivitas organisasi, unit-unit usaha atau pabrik secara
individual.
c.
Faktor
yang mempengaruhi produktivitas perseorangan
ANALISIS PEMBAHASAN
A.
Analisis Strategi Manajemen Sumber Daya
Manusia
Dalam pembuatan
strategi dibutuhkan pedoman untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan.
Dalam hal ini ada dua panduan utama, yaitu mengetahui jenis karakter orang yang
akan dipekerjakan, memikirkan jenis program dan inisiatif SDM yang harus
dibuat.
Panduan pertama
mengetahui jenis karakter orang yang perlu dikelola dan yang akan menjalankan
bisnis, supaya sesuai dengan tujuan bisnis stratejik.
Hal yang penting
kedua dalam merumuskan strategi SDM adalah memikirkan jenis program dan
inisiatif tentang SDM yang harus didesian dan diterapkan untuk memikat,
mengembangkan dan mempertahankan staf agar berkompetisi secara efektif.
Sumber Daya Manusia
merupakan salah satu dimensi utama dalam manajemen SDM. Dalam hal SDM yang
harus diperhatikan adalah tingkat keterampilan serta kemampuan staf, dan
kapabilitas manajemen, Ketiga hal tersebut terkait langsung dalam pembuatan
strategi SDM
Dengan mengetahui
tingkat keterampilan dan kemampuan staf, maka perusahaan dapat menentukan arah
startegi SDM apakah akan memperbanyak pendidikan dan pelatihan, akan menaikan
gaji atau imbalan, akan meningkatkan teknologi atau strategi-strategi lain.
Dengan mengetahu tingkat kapabilitas manajemen, maka strategi SDM yang
ditetapkan pun bisa menjadi efektif – apa jadinya bila para menejer tidak
menguasai suatu praktik MSDM yang menjadi salah satu startegi SDM.
Manajemen SDM
melakukan pengelolaan manusia (karyawan) dalam hal perencanaan tenaga kerja,
perekrutan dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja,
kompensasi, hingga administrasi tentang tenaga kerja. Dengan mengelola SDM
diharapkan akan mendapatkan karyawan yang mempunyai tingkat produktivitas yang
tinggi.
Pengelolaan SDM harus
dilaksanakan secara profesional, dimulai sejak perekrutan, seleksi,
pengkelasifikaisan, penempatan sesuai dengan kemampuan, penataran/pelatihan dan
pengembangan karirnya. Sehingga akan didapat SDM yang dapat bekerja secara
produktif, yang akhirnya tujuan dari suatu perusahaan akan tercapai.
Dalam mengelola SDM
untuk mendapatkan karyawan yang baik dan produktif, maka harus ada suatu sitem
perencanaan SDM. Sitem perencanaan SDM pada dasarnya meliputi prakiraan
(estimasi) permintaan/kebutuhan dan penawaran/penyedian SDM.
B.
Analisis Produktivitas
Untuk mengetahui
apakan seorang karyawan itu produktif atau tidak, dapat dilakukan dengan
pengukuran produktivitas. Tanpa pengukuran, maka kita tidak akan mungkin dapat
mengatakan bahwa orang itu produktif sementara kita tidak mengukurnya, maka
kesimpulannya diambil dengan spekulasi, sehingga tidak ilmiah atau kesimpulan
tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Pengukuran menjadi
standar dalam pengambilan keputusan , jika hasil pengukuran ternyata
produktivitas kerja rendah, maka dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin
tentunya akan menelurkan berbagai faktor yang dapat meningkatkan produktivitas
kerja tersebut.
Menurut J. Raviyanto
Putra dan kawan-kawan (1988), ukuran produktivitas tenaga kerja menunjukan
efesiensi proses produksi yang ditinjau dari sudut pandang salah satu produk
saja, yaitu unsur manusianya. Selanjutnya J. Raviyanto Putra dan kawan-kawan
mengatakan banyak cara untuk meningkatkan produktivitas di antaranya :
a. Dengan meningkatkan keluaran dan
mempertahankan masukan.
b. Meningkatkan keluaran dengan proposi
yang lebih besar dari pada pertambahan masukan.
c. Meningkatkan keluaran dan menurunkan
masukan
d. Mempertahankan keluaran dan menurukan
masukan
e. Menurunkan keluaran dan menurunkan
masukan dengan proporsionalitas yang lebih besar.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan memperbaiki produktivitas berarti menata kembali dan
mengkobinasikan faktor-faktor produktif sedemikian rupa sehingga menghasilkan
performan yang lebih tinggi.
Selain hal-hal tersebut di atas, dalam usaha untuk
meningkatkan produktivitas karyawan suatu perusahaan akan mengadakan pelatihan.
Pelatihan-pelatihan tersebut dapat dilakukan dengan menyesuaikan dimana
karyawan tersebut ditempatkan. Pelatihan dapat dilakukan secara berkala baik
pelatihan yang diadakan secara internal maupun yang diadakan oleh pihak
eksternal.
Jika seorang karyawan mempunyai produktivitas yang tinggi,
dan memberikan keuntungan terhadap lajunya pertumbuhan suatu perusahaan maka
dapat diberikan penghargaan sebagai motivasi. Penghargaan tersebut dapat berupa
pemberian bonus atau kompensasi.
0 comments:
Posting Komentar