BAB I
PENDAHULUAN
Setelah
khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan
politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya
tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling
memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur
akibat
serangan bangsa mongol itu. Namun, kemalangan tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk, sebagaimana telah disebut, menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.
serangan bangsa mongol itu. Namun, kemalangan tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk, sebagaimana telah disebut, menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.
Keadaan
politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah
muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar: Usmani di Turki, Mughal di India,
dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani, disamping lama bertahan dibanding dua
kerajaan lainnya. Kerajaan Usmani ini adalah yang pertama berdiri juga
yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya. Untuk
mengetahui lebih jelasnya maka dalam makalah ini akan kami terangkan lebih
lanjut mengenai Turki Usmani.
BAB II
PERADABAN ISLAM MASA TIGA KERAJAAN BESAR
A. KERAJAAN USMANI DI TURKI
Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan
daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke
Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap
di Asia Tengah. Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari
Mongol, akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di
antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi
Asia kecil. Dibawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan
Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka
inilah, Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan
tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus
membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota. Ertoghrul
meninggal dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman.
Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani
(1290-1326 M). Tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan Seljuk,
dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah wafatnya Sultan
Alaudin tersebut, Usman (dikenal dengan Usman I) memproklamasikan
kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya.
Setelah
Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Usman (raja besar keluarga
Usman), wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan
Byzantium dan menaklukkan Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M
dijadikan sebagai ibu kota kerajaan. Pada masa pemerintahan
Orkhan, kerajaan Turki Usmani ini dapat menaklukkan Azmir, Thawasyanli,
Uskandar, Ankara dan Gallipoli. Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia
melakukan perluasan daerah ke benua Eropa. Merasa cemas terhadap ekspansi
kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan
sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani, namun Sultan Bayazid
I (1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan sekutu Eropa tersebut.Ekspansi
Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur
Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan
Turki mengalami kekalahan. Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk bagi
Kerajaan Usmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang
melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat
diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu
meletakkan dasar-dasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri. Usaha
beliau kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).Turki Usmani
mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad
Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada
tahun 1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. putra
Sultan Salim I, yaitu Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak,
Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa beliau merupakan puncak
keemasan dari kerajaan Turki Usmani.
Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa
Kerajaan Usmani:
Akibat
kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan
Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam
perkembangan wilayah Turki Usmani dapat di raihnya dengan cepat. Kemajuan dan
perkembangan ekspansi kerajaan usmani yang demikian luas dan berlangsung dengan
cepat, itu diikuti pula oleh kemajuan dalam bidang kemajuan lain. Diantaranya:
- Bidang kemiliteran dan pemerintahan.
Para
pemimpin kerajaan Usmani pada masa-masa pertama adalah orang orang yang kuat
sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Meskipun
begitu kemajuan kerajaan usmani mencapai masa keemasannya bukan semata-mata
karena keunggulan politik para pemimpinnya, namun banyak faktor lain yang
mendukung keberhasilan ekspansi itu diantaranya: keberanian, keterampilan,
ketangguhan, dan kekuatan militernya yang sanggup bertempur kapan dan dimana
saja.
Perang
dengan Bizantium merupakan awal didirikannya pusat pendidikan dan militer
,terbentuklah kesatuan militer yang disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah.
Selain itu kerajaan Usmani membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan
tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi
Gubernur. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I
disusun sebuah kitab UU (Qanun) yang diberi nama Multaqa Al-Abghur yang menjadi
pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad
19.
- Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan
turki usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan diantaranya yaitu:
kebudayaan Persia, Byzantium dan arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak
mengambil ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Dari
kebudayaan Byzantium mereka mengambil ajaran tentang organisasi pemerintahan
dan kemiliteran. Sedangkan ajaran tentang prinsip ekonomi, sosial,
kemasyarakatan, keilmuan mereka terima dari bangsa Arab. Sebagai bangsa yang
berdarah militer, turki usmani lebih banyak memfokuskan kegiatan dalam bidang
kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu pengetahuan mereka tidak begitu
menonjol sehingga dalam khasanah intelektual islam kita tidak menemukan ilmuan
terkemuka dari turki usmani.
- Bidang Keagamaan
Agama
dalam tradisi masyarakat turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial
dan politik masyarakat digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri
sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.
Pada masa
turki usmani tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling berkembang
adalah bektasyi dan maulawi yang banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer.
Namun disisi lain, Kajian ilmu keagamaan pun seperti Fiqh, Ilmu kalam, Tafsir,
dan hadis boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan karena para penguasa
lebih cenderung untuk menegakkan satu faham (madzhab) keagamaan dan menekakan
madzhab lainnya.
B. KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA
Pada waktu
kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya, kerajaan Safawi di
Persia baru berdiri. Namun pada kenyataannya, kerajaan ini berkembang dengan
cepat. Nama Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil,
yaitu tarekat Safawiah sesuai dengan nama
pendirinya Safi Al-Din, salah satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam "Musa al-Kazim" . Nama ini terus di pertahankan sampai tarekat ini memjadi suatu gerakan politik dan menjadi sebuah kerajaan yang disebut kerajaan Safawi. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering berselisih dengan kerajaan Turki Usmani. Kerajaan ini menyatakan sebagai penganut Syi'ah dan dijadikan sebagai madzhab negara. Pada awalnya tarekat ini bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan pada akhirnya memerangi orang-orang ahli bid'ah. Tarekat ini menjadi semakin penting setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan Anatolia. Dalam perkembangannya Bangsa Safawi (tarekat Safawiyah) sangat fanatik terhadap ajaran-ajarannya. Suatu ajaran agama yang dipegang secara fanatik biasanya menimbulkan keinginan dikalangan penganut ajaran itu untuk berkuasa. Karena itu, lama kelamaan murid tarekat safawiah berubah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan dan menentang orang yang bermadzhab selain syi’ah.
pendirinya Safi Al-Din, salah satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam "Musa al-Kazim" . Nama ini terus di pertahankan sampai tarekat ini memjadi suatu gerakan politik dan menjadi sebuah kerajaan yang disebut kerajaan Safawi. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering berselisih dengan kerajaan Turki Usmani. Kerajaan ini menyatakan sebagai penganut Syi'ah dan dijadikan sebagai madzhab negara. Pada awalnya tarekat ini bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan pada akhirnya memerangi orang-orang ahli bid'ah. Tarekat ini menjadi semakin penting setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan Anatolia. Dalam perkembangannya Bangsa Safawi (tarekat Safawiyah) sangat fanatik terhadap ajaran-ajarannya. Suatu ajaran agama yang dipegang secara fanatik biasanya menimbulkan keinginan dikalangan penganut ajaran itu untuk berkuasa. Karena itu, lama kelamaan murid tarekat safawiah berubah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan dan menentang orang yang bermadzhab selain syi’ah.
Berikut urutan penguasa kerajaan
Safawi :
1. Isma'il I (1501-1524 M)
2. Tahmasp I (1524-1576 M)
3. Isma'il II (1576-1577 M)
4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)
5. Abbas I (1587-1628 M)
6. Safi Mirza (1628-1642 M)
7. Abbas II (1642-1667 M)
8. Sulaiman (1667-1694 M)
9. Husein I (1694-1722 M)
11. Abbas III (1732-1736 M)
Puncak
kejayaan masa kerajaan Persia: Kondisi kerajaan Safawi yang memprihatinkan
dapat diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta (1588-1628 M).
Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan
Safawi adalah:
1. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dengan
cara membentuk pasukan baru yang berasal dari budak-budak dan tawanan perang
bangsa Georgia, Armenia dan Sircassia.
2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan
jalan menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan disamping itu Abbas berjanji
tidak akan menghina tiga Khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar, dan
Usman)dalam khutbah-khutbah Jum'at. Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak
kejayaan kerajaan Safawi. Ia berhasil mengatasi gejolak politik dalam negeri
yang mengganggu stabilitas negara dan sekaligus berhasil merebut kembali
beberapa wilayah kekuasaan.
Kemajuan
Peradaban Islam Masa Kerajaan Safawi:
- Bidang Ekonomi
Stabilitas
politik kerajaan Safawi masa Abbas memacu perkembangan ekonomi safawi,terutama
setelah kepulangan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar
Abbas. Dengan demikian Safawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan
Timur. Di samping sektor
perdagangan, Safawiyah juga mengalami kemajuan bidang pertanian, terutama hasil pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent).
perdagangan, Safawiyah juga mengalami kemajuan bidang pertanian, terutama hasil pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent).
- Bidang Ilmu Pengatahuan
Persia
di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan berjasa
mengembangkan ilmu pengetahuan, sehingga tradisi keilmuan terus berlanjut.
- Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Kemajuan
ini ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang memperindah Isfahan
sebagai ibu kota kerajaan ini. Sejumlah masjid, sekolah,
rumah sakit, jembatan raksasa di atas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun.Kota
Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik.
rumah sakit, jembatan raksasa di atas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun.Kota
Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik.
C. KERAJAAN MUGHOL DI INDIA
Kerajaan
Mughol berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Kerajaan ini
termasuk dari tiga kerajaan besar Islam dan kerajaan inilah termuda. Awal kekuasaan
Islam di India terjadi pada masa khalifah Al-walid dari Dinasti Bani Umayah, di
bawah pimpinan Muhammad Ibnu Qosim.
Kerajaan
Mughol di India dengan Delhi sebagai ibu kota kerajaan, di dirikan oleh
Zahirrudin Babur ( 1482-1530 M ) salah satu dari cucu Timur lenk. Ayahnya
bennama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babaur mewarisi daerah Ferghana dari
orang tuanya pada Usia 11 tahun. Karena dari kecil di didik sebagai seorang
panglima, ia bertekad dan berambisi akan menaklukan kota terpenting di Asia Tengah
yaitu Samarkand. Pada mulanya Babur mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat
bantuan dari Raja Safawi, Ismail I, akhirnya berhasil menaklukan Samarkand
(1494 M). Tahun 1504 M, ia menduduki Kabul (Afganistan). Babur menguasai Punjab
(1525 M), kemudian menguasai Delhi setelah bertempur di Panipat sebagai
pemenang. Dengan demikian, Babur dapat menegakkan pemerintahannya di sana, maka
berdirilah kerajaan Mughol di India.
Pada tahun
1530 M, Babur meninggal Dunia dalam Usia 48 tahun setelah memerintah Mughol
selama 30 tahun dengan mewarisi kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan
selanjutnya di pegang oleh anaknya Humayyun.
Sepanjang
masa pemerintahan Humayyun selama 9 tahun ( 1530-1539 M ) Negara tidak pernah
Aman. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj. Dalam
pertempuran ini Humayyun mengalami kekalahan. Ia pun kembali menduduki kerajaan
Mughol pada tahun 1555 M. setelah tahun itu ( 1556 M), ia meninggal Dunia
karena jatuh dari tangga perpustakaannya, Din panah.
Pada tahun
1556 M terjadilah peperangan yang dahsyat, di sebut Panipat II yang di
menangkan Akbar (putra sekaligus pengganti Humayun). Akbar mulai menyusun
strategi dalam pemerintahannya itu, ia berusaha membangkitkan perekonomian
Negara dan pertahanan Negara, sebagai wujud untuk menghalangi
pemberontakan-pemberontakan yang akan terjadi kembali. Akbar juga menerapkan
sistem politik Sulakkhul (toleransi universal). Dengan politik ini,
semua rakyat India di pandang sama.
Kemajuan Peradaban Islam Masa
Kerajaan Mughol:
Dengan
sistem yang di terapkan Akbar, akhirnya membawa kemajuan. Dalam bidang ekonomi,
Akbar memfokuskan pada masalah pertanian sehingga terjadilah kemajuan yang luar
biasa pada bidang ekonomi khususnya pertanian, pertambangan dan perdagangan. Di
samping untuk kebutuhan dalam Negri, hasil pertanian itu di Ekspor ke Eropa,
Afrika, Arabia, dan Asia tenggara. Berkembangnya bidang Ekonomi, memancing
Akbar untuk mengembangkan bidang lain seperti halnya bidang seni dan budaya
yang pada akhirnya juga berkembang pesat. Bidang seni lebih di fokuskan pada
karya seni Arsitektur, sehingga dapat di nikmatin hingga masa kini seperti
Istana Fatpursikri, villa, Masjid berlapiskan Mutiara, Taj mahal, Majid raya
Delhi dan Istana Indah di Lahore.
D.
PERBEDAAN KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA INI DENGAN ERA KLASIK
Pada masa
kejayaan tiga kerajaan besar, umat Islam kembali mengalami kemajuan. Akan
tetapi kemajuan yang dicapai berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa
klasik Islam. kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks. Di bidang
intelektual, kemajuan pada masa tiga kerajaan tidak sebanding dengan kemajuan
di zaman klasik. Bidang ilmu pengetahuan, umat Islam sudah mulai taklid pada
imam besar yang lahirpada masa klasik islam. beberapa sains yang berkembang
pada masa klasik ada yang tidak berkembang lagi, bahkan ada yang dilupakan.
Filsafat dianggap bid’ah. Kalau pada masa klasik, umat Islam maju dalam bidang
politik, peradaban, dan kebudayaan, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan dan
pemikiran filsafat.
Beberapa
alasan mengapa kemajuan yang dicapai itu tidak setingkat dengan kemajuan yang
dicapai pada masa klasik:
- Metode berfikir dalam bidang teologi yang berkembang pada masa ini adalah metode berpikir tradisional, sehingga cara berfikir ini mempengaruhi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan.
- Pada masa klasik Islam, kebebasan berfikir berkembang dengan masuknya pemikiran filsafat Yunani.
- Al-Ghazali bukan hanya menyerang pemikiran filsafat pada masanya, tetapi juga menghidupkan ajaran tasawuf dalam Islam.
- Sarana-sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang disediakan masa klasik, seperti perpustakaan, karya-karya ilmiah dan lain sebagainya banyak yang hancur dan hilang akibat serangan bangsa Mongol ke beberapa pusat peradaban dan kebudayaan Islam.
- Kekuasaan Islam pada masa tiga kerajaan besar di pegang oleh bangsa Turki dan mongol yang lebih dikenal sebagai bangsa yang suka perang ketimbang bangsa yang suka ilmu.
- Pusat-pusat kekuasaan Islam pada masa ini tidak berada di wilayah Arab dan tidak pula oleh bangsa Arab. Di safawi berkembang bahasa Persia, di Turki bahasa Turki, dan di India bahasa Urdu. Akibatnya, bahasa Arab yang sudah merupakan bahasa persatuan dan bahasa Ilmiah pada masa sebelumnya tidak berkembang lagi dan bahkan menurun.
E.
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA TIGA KERAJAAN BESAR
- Faktor-faktor pendukung kemajuan kerajaan Usmani:
Faktor
pendukung kemajuan peradaban kerajaan Usmani antara lain karena keunggulan
politik para pemimpinnya, keberanian, keterampilan dan ketangguhan serta
kekuatan militer yang sanggup bertempur kapan dan dimana saja. Akibat kegigihan
para pemimpin dalam mempertahankan Turki itulah yang akhirnya membawa dampak
yang baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam perkembangan Turki dapat diraih
dengan cepat.
- Faktor-faktor pendukung kemajuan kerajaan Safawi:
Faktor
pendukung kemajuan peradaban kerajaan Safawi antara lain karena beberapa
langkah yang ditempuh oleh Abbas I yang merupakan pelopor puncak kejayaan pada
masa itu setelah safawi mengalami saat-saat yang memprihatinkan.
Langkah-langkah itu antara lain usaha Abbas I untuk menghilangkan dominasi
pasukan Qizilbash dan mengadakan perjanjian damai dengan Turki sehingga ia berhasil
mengatasi berbagai gejolak dalam negeri yang mengganggu stabilitas Negara
sampai akhirnya kajayaan dapat diraih pada masa itu.
- Faktor-faktor pendukung kemajuan kerajaan Mughol:
Faktor
pendukung kemajuan peradaban kerajaan Mughal antara lain karena penerapan
politik sulakhul (toleransi universal) yang diterapkan oleh Akbar,dimana tidak
ada perbedaan antara rakyat India dan semua dipandang sama. Faktor lain yang
terpenting adalah karena kemantapan stabilitas poltik akibat sistem
pemerintahan yang diterpkan oleh Akbar.
F. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN PADA
MASA TIGA KERAJAAN BESAR
Ø Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran
kerajaan Safawi adalah:
- Konflik berkepanjangan dengan kerajaan Usmani.
Bagi
Kerajaan Usmani, berdirinya Kerajaan Usmani, berdirinya Kerajaan Safawi yang
beraliran Syi’ah merupakan ancaman langsung terhadap wilayah kekuasaannya.
- Dekadensi Moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Safawi.
Pemimpin
kerajaan Safawi yang bernama Sulaiman dan Husein pecandu berat narkotik, juga
menyenangi kehidupan malam sehingga selama tujuh tahun tanpa sekalipun
menyempatkan diri menangani pemerintahan.
- Adanya pasukan Ghulam
Pasukan
Ghulam (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas 1 tidak memiliki semangat perang
yang tinggi seperti Qizilbash.
- Terjadinya konflik Intern
Seringnya
terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga
istana.
Ø Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran
Kerajaan Mughal diantaranya adalah:
- Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
- Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara.
- Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
- Semua pewaris tahta kerajaaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
Ø Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran
Kerajaan Usmani, diantaranya adalah:
- Wilayah kekuasaan yang sangat luas
Administrasi
pemerintahan bagi suatu Negara yang amat luas wilayahnya sangat rumit dan
kompleks, sementara administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Di
pihak lain, para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat luas,
sehingga mereka terlibat perang terus menerus dengan berbagai bangsa.
- Heterogenitas Penduduk
Sebagai
kerajaan besar, Turki Usmani menguasai wilayah yang sangat luas, wilayah yang
luas itu didiami oleh oleh penduduk yang beragam dan untuk mengatur penduduk
yang beragam dan tersebar di wilayah yang luas itu, diperlukan suatu organisasi
pemerintahan yang teratur. Tanpa didukung oleh administrasi yang baik, Kerajaan
Usmani hanya akan menanggung beban berat akibat Heterogenitas tersebut.
- Kelemahan Para Penguasa
Pemeritahan
menjadi kacau sepeninggal Sulaiman Al-Qanuni, serta ketika diperintah oleh
sultan-sultan yang lemah yang pada akhirnya kekacauan tersebut tidak pernah
dapat diatasi secara sempurna, bahkan semakin lama menjadi semakin parah.
- Budaya Pungli
Budaya
pungli merupakan perbuatan yang sudah umum dalam Kerajaan Usmani, yaitu setiap
jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” dengan sogokan kepada
orang yang berhak memberikan jabatan tersebut.
- Pemberontakan tentara Jenissari
Pemberontakan
tentara Jenissari terjadi sebanayk empat kali, yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M,
1727 M, dan 1826 M.
- Merosotnya Ekonomi
Akibat
perang yang tak pernah berhenti, perekonomian Negara merosot, sementara belanja
Negara sangat besar termasuk untuk biaya perang.
- Terjadinya stagnasi dalam lapangan Ilmu dan teknologi
Kerajaan
Usmani kurang berhasil dalam pengembangan ilmu dan teknologi, karena hanya
mengutamakan pengembangan kekuatan militer. Kemajuan militer yang tidak
diimbangi oleh kemajuan ilmu dan teknologi mengakibatkan kerajaan ini tidak
sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
G. SEBAB- SEBAB KEMAJUAN EROPA
Bersamaan
dengan kemunduruan tiga kerajaan Islam di periode pertengahan sejarah Islam,
Eropa mengalami kemajuan dengan pesat. Kemajuan-kemajuan Eropa memang bersumber
dari khazanah ilmu pengetahuan dsn metode beerpikir Islam yang rasional.
Diantara saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa adlah perang salib, Sicilia,
dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. ketika Islam mengalami kejayaan di
spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar ke sana, kemudian menerjemahkan
karya-karya ilmiah umat Islam mulai abad ke-12 M. setelah pulang ke negeri
masing-masing mereka mendirikan universitas dengan meniru pola Islam dan
mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di universitas islam itu. Dalam
perkembangan selanjutnya keadaan ini melahirkan renaissance, reformasi, dan
rasionalisme di Eropa.
Gerakan-geerakan
renaisans melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16
dan 17 M merupakan abad yang paling penting bagi Eropa, sementara pada akhir
abad ke 17 itu pula, dunia Islam mulai mengalami kemunduran. Dengan lahirnya
renaisans, Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketinggalan mereka pada masa
kebodohan dan kegelapan. Mereka menyelidiki rahasia alam, menaklukan lautan,
dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Banyak penemuan
–penemuan dalam segala lapangan ilmu pengetahuan dan kkehidupan yang mereka
peroleh. Cristoper Colombus pada tahun 1492 M, menemukan benua Amerika dan
Vasco da Gama tahun 1498 M, menemukan jalan ke timur melalui Tanjung Harapan.
Dengan dua temuan ini, Eropa mmperoleh kemajuan dalam dunia perdanngan, karena
tidak tergantung lagi kepada jalur lam yang dikuasai umat Islam.
Terangkatnya
perekonomian bangsa-bangsa Eropa disusul pula dengan penemuan dan perkembangan
dalam bidang ilmu pengetahuan. Perkembangan itu semakin dipercepat setelah
mesin uap ditemukan, yang kemudian melahirkan revolusi industri Eropa.
Teknologi perkapalan dan militer berkembang dengan pesat. Dengan demikian,
Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dan
perdagangan dari dan keseluruh dunia, tanpa mendapat hambatan berarti dari
lawan-lawan yang masih menggunakan persenjataan nasional.
Sementara
itu, kemerosotan kaum muslimin tidak terbatas dalam bidang ilmua dan kebudayaan
saja, melainkan juga di segala bidang. Mereka ketinggalan dari Eropa dalam
industri perang, padahal keunggulan turki Usmani di bidang ini pada masa-masa
sebelumnya diakuai oleh seluruh dunia.
Dengan
organisasi dan persenjataaan modern pasukan perang Eropa mampu melancarkan
pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan Islam, seperti kerajaan Usmani
ketika berhadapan dengan kekuatan-kekuatan Eropa mampu melancarkan pukulan
telak terhadap daerah-daerah kekuasaan Islam, seperti Kerajaan Usmani ketika
berhadapan dengan kekuatan-kekuatan Eropa dan Kerajaan Mughal dan ketika
berhadapan dengan Inggris. Daerah-daerah kekuasaan Islam lainnya juag mulai
berjatuhan ke tangan Eropa, seperti Asia Tenggara , bahkan Mesir, salah satu
pusat peradaban Islam yang terpenting diduduki Napoleon Bonaparte dari Prancis
pada tahun 1798 M.
Benturan-benturan
antara kerajaan Islam dan kekuatan Eropa itu menyadarkan umat Islam bahwa
mereka memang sudah jauh ttertinggal dari Eropa. Kesadaran itulah yang
mennyebabkan umat Islam di masa modern terpaksa harus banyak belajar dari
Eropa. Perimbangan kekuatan antara umat Islam dan Eropa dan kemunduran Islam
terbentang jurang sangat lebar dan dalam. Dalam perkembangan berikutnya,
daerah-daerah Islam hampir seluruhnya berada dibawah kekuasaan bangsa Eropa.
0 comments:
Posting Komentar